Productions

Adsense

Piknik ke Bhakti Alam

Yeay!!!!



Akhirnya, setelah sekian lama sudah tidak pernah piknik lagi (terakhir piknik juga udah lupa kapan, asli ga dibuat-buat!) kemarin sekeluarga pergi piknik! (ide aslinya juga awalnya sih ga piknik, cuman mau ngajak kedua orang tua makan diluar).

Its TRUE!!

Jadi ceritanya, hari ini, Jumat 25 Maret 2016, saya berniat mengajak kedua orang tua makan diluar, di tempat yang belum pernah dikujungin beliau, dan tentunya bukan fast food yang seperti kalian kira lho ya. Setelah mengutarakan niat ke mereka berdua, gayung pun bersambut dari beliau, bahkan bokap barus saja diberi kabar oleh rekan semasa kerjanya dahulu jika di sekitar daerah Pasuruan, Jawa Timur, terdapat lokasi wisata yang cukup bagus, namanya Bhakti Alam. Saya pun balik menanyakan, apakah Ayah udah pernah kesana? semuanya menggelengkan kepala, beliau bilang pernah mendengar saja, dibangun pada jaman salah satu gubernur Jawa Timur pada saat itu dari Purnawirawan TNI-AD (jika kalian mempunyai orang tua yang berlatar belakang tentara dari Jawa Timur, pasti akan mengetahuinya).


Akhirnya, bermodalkan kenekatan dan GPS menyala, berangkatlah kita semua (saya, adik perempuan, kedua orang tua, tante dan kedua anaknya) ke Pasuruan. Panasnya terik matahari di Surabaya tak membendung ke-Bonek-an kita semua meskipun di sekitar daerah Pandaan sempat diguyur hujan deras hingga pintu masuk Bhakti Alam. Dengan semangat yang berapi-api, serta sempat salah jalan, akhirnya kita sampai ke Bhakti Alam.

Kesan pertama pada saat masuk lokasi wisata ini, sejuk! (mungkin dikarenakan sehabis diguyur hujan) meskipun jalan masuknya berkelok-kelok dan sering menanjak (iyalah, wong naik gunung!) tetapi bisa dikatakan worth it!. Sepanjang perjalanan, dibagian kiri dan kanan jalan, terdampar penjual berbagai buah. Salah satunya ialah favorit saya, Durian!!. Saya sudah bisa membayangankan bagaimana asyiknya wisata di Bhakti Alam nantinya. Sempat terbesit ketakutan, karena mobil yang saya bawa ialah mobil keluaran tahun lama, Toyota Kijang dan terisi penuh penumpang dari depan sampai belakang. Dasar memang semakin tua semakin menjadi, mungkin itu kutipan yang tepat untuk mobil Toyota Kijang yang saya bawa ini. Mesinnya TOP!!! 

Kurang lebih sekitar 2.5 jam perjalanan (karena kita melaksanakan sholat Jumat dulu dan sempat salah arah) akhirnya kita sampai di wisata Bhakti Alam, memang, tadi ketika di perjalanan naik, sempat hujan deras, namun ketika sampai di lokasi, hujan sudah sedikit mereda, digantikan oleh gerimis romatis (hahaha). Segeralah kita semua turun dari mobil dan menuju loket masuk, disini tarif parkirnya GRATIS! 100% gratis!. Tetapi bukan berarti tidak tertib, justru banyak petugas yang mengatur, lingkungan sekitar tempat parkir bersih, hampir tidak ada sampah berserakan! TOP! SALUT!, sayang saya belum bisa mengabadikannya, karena pada saat itu gerimis, tidak membawa payung untuk melindungi kamera saya (T_T)

Setelah kita membeli tiket masuk yang harganya Rp 35.000,- per orang (dewasa dan anak-anak dihitung sama) kita masuk melalui jembatan yang lumayan panjang yang membentang diatas sungai curam, sedikit licin pada waktu itu, dikarenakan sehabis turun hujan. 



Setelah kita menyebrangi jembatan pintu masuk, kita akan berada di tempat berkanopi besar yang sebenarnya di bagian kirinya ada banyak penjual makanan dan souvenir (mungkin) karena ketika saya memasuki area tersebut, kebanyakan sudah ditutupi terpal, entah mungkin saya beserta keluarga datang kesorean atau memang karena hujan. Disini pun tidak luput dari pengecekan petugas untuk karcis masuk, so pastikan karcis yang akan anda beli nanti masih dalam genggaman anda.



Setelah mengatur kamera beberapa saat, saya langsung menlanjutkan jalan saya, tak terasa jalan semakin menanjak curam, kurang lebih sekitar 45 derajat!. Namun perhatian saya teralihkan oleh pepohonan durian yang sedang berbuah didepan saya. Sejenak saya melihat pohon durian yang sedang berbuah dan buah durian yang menggelayut di rantingnya, menunggu matangnya dagin durian tersebut, perhatian saya teralihkan kembali oleh sepasang durian yang dibawa hampir setiap pengunjung yang akan pulang dari Bhakti Alam.


Karena memang saya penyuka durian, saya pun menjadi semakin excited untuk segera melanjutkan perjalanan menelusuri wisata Bhakti Alam ini. Awalnya, saya berpikir bahwa bersiwasat di Bhakti Alam ini kita akan berjalan kaki dan memetik buah-buahan sesuai kita (meskipun sebenarnya diberi batasan) seperti wisata alam yang lain. Namun, ternyata berbeda jauh!. Setelah kita masuk menggunakan karcis yang kita beli tadi, kita akan disuruh menunggu untuk mendapat giliran menaiki kendaraan wisata yang akan digunakan sebagai kendaraan touring nantinya.

Ketika saya sibuk mengatur komposisi pencahayaan lensa dan mengambil sedikit candid disana dan disini. Beberapa kendaraan yang dibuat wisata berlalu lalang bergantian menaikkan dan menurunkan penumpang di beberapa titik poin. Kendaraan yang saya lihat pertama kali sampai adalah seperti mini bus yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga terkesan menyatu dengan warna alam sedang menunggu penumpang yang akan mengitari wisata Bhakti Alam tersebut. Sistem yang digunakan adalah sistem nomor antrian, jadi jangan khawatir jika nanti anda kesini, meskipun nantinya ramai, bisa dipastikan semuanya aman terkendali.

Setelah mini bus yang tadinya menunggu penumpang yang akan mengikuti tour wisata Bhakti Alam berangkat, suara menderu datang dari jalanan menanjak sebalah kanan saya, saya pikir awalnya itu adalah mesin mobil / gokart yang berada tidak jauh disekitar point penjemputan. Ternyata saya salah, itu adalah suara mesin traktor yang dijadikan penarik gerbong penumpang untuk memfasilitasi para pengunjung wisata mengitari komplek Bhakti Alam .
Ya!, jadi traktor itulah yang menjadi mesin penarik gerbong yang akan membawa wisatawan nantinya mengelilingi kawasan Bhakti Alam. Saya pun berharap bisa menaiki kereta yang ditarik oleh traktor tersebut daripada mini bus tadi. Sekitar 30 menit lamanya saya dan keluarga menunggu dengan melakukan jepret sana dan sini, tibalah akhirnya nomor antrian kami dipanggil, dan ketika kami antri dan bersiap, harapan saya terkabul juga kereta wisata dengan mesin traktor sebagai penarik datang setelah menurunkan penumpang sebelumnya di drop point siap untuk mengantar saya dan keluarga beserta wisatawan lainnya mengelilingi wisata Bhakti Alam.




*nantikan cerita selanjutnya DISINI*


 




0 komentar:

Post a Comment

Piknik ke Bhakti Alam